teras
  • MIRACLE PRINTS
    • News >
      • PLEASURE-PASSION >
        • Ariswan Adhitama
        • M. Muhlis Lugis
        • Reno Megy Setiawan
        • Syahrizal Pahlevi
      • Archives >
        • Mini Residency >
          • Online Application
      • Home >
        • MEMBER of Miracle Prints >
          • Support
        • Gallery >
          • Merchandise
        • TERAS Management
        • TERAS PRINT DEALER
        • About
        • Links
        • Contact
  • Studio
    • Facilities
    • Editioning
    • Classes
    • History and Technique Printmaking
    • Articles on Printmaking from Art in Print
  • Printmaker Syahrizal Pahlevi
  • JIMB
  • Blog

miracle blog

bedroom in arles retouch

10/30/2019

1 Comment

 
Picture
Menangkap Momentum
Momentum 1.
Adalah “Bedroom in Arles” judul tiga versi lukisan Vincent Van Gogh berobjekkan interior kamar tidurnya semasa tinggal di Arles, Perancis yang menjadi momentum mempertemukan kesukaan saya bermain ruang dan ingatan atas pekerjaan merepro lukisan maestro Eropa semasa menjadi mahasiswa seni dahulu. Berdasar pengamatan atas foto tiga versi lukisan yang banyak beredar di media tersebut sejak pertengahan 2017 sampai awal 2019 saya membuat 20 seri karya seni grafis dengan hanya 1 teknik yaitu teknik cukil kayu reduksi yang dicetak diatas kertas dalam berbagai ukuran. *1
Momentum 2.
Ide berlanjut dengan melakukan pengamatan atas seri lukisan berobjekkan buah apel dari karya pelukis Paul Cezanne yang juga dianggap maestro Eropa. Momentumnya adalah munculnya keinginan meluaskan teknik dan media berkarya dengan menggali kembali berbagai potensi teknik dan media yang pernah dilakukan dahulu. Dalam seri ini saya membuat tidak hanya karya seni grafis teknik cetak cukil kayu reduksi yang merupakan media kesukaan saya selama ini, melainkan juga seri cat air di atas kertas,   lukisan cat minyak di kanvas dan karton serta beberapa karya dengan teknik cetak lain. *2
Momentum 3.
Keinginan meluaskan teknik dan media ini kembali menemukan momentum ketika saya mencoba menengok proses saya sendiri dalam menggarap karya-karya sebelumnya. Hasilnya adalah beberapa lukisan dan cetak grafis dalam berbagai teknik yang tampil dalam pameran ini. *3
Catatan:
*1. Sebagian besar karya telah dipamerkan dalam pameran tunggal “Dari Guanlan ke Arles (Trilogi Reduksi I)” di Museum Dan Tanah Liat Yogyakarta 20 – 30 Januari 2018 dan pameran tunggal “Bedroom in Arles (Trilogi Reduksi II)’ di Kebun Buku Yogyakarta pada 12 – 26 Januari 2019 lalu.
*2. Karya-karya dipamerkan dalam pameran tunggal “Still Life With Apples” di Nalarroepa Yogyakarta 23 Juli- 30 Agustus 2019 lalu.
*3. Pameran “Bedroom in Arles Retouch” ini menampilkan juga sebagian karya lama dari 3 pameran tunggal sebelumnya termasuk karya yang belum pernah dipamerkan untuk memperlihatkan perkembangan dalam usaha meluaskan teknik dan media tersebut.
 
Syahrizal Pahlevi

BEDROOM IN ARLES RETOUCH
Ditengah fenomena pameran seni rupa belakangan yang ‘banyak mengusahakan kebaruan ide, bentuk dan teknik’, karya-karya Pahlevi dalam “Bedroom in Arles Retouch” melakukan apa yang sering dikatakan pengamat seni sebagai sebuah praktik ‘apropriasi’, yakni sebuah metode meminjam ide, bentuk, dan teknik dari karya yang tergolong ‘masterpiece’, atau yang menjadi ikon dalam sejarah, dalam hal ini sejarah seni rupa.
Sepengenalan saya dengan Pahlevi, ia seperti seorang ilmuwan yang tertarik pada perkara keteknikan. Latar edukasi Levi dari studio seni lukis, namun Ia justru meminati seni grafis, dan kita tahu didalam seni grafis ada beragam teknik yang rumit untuk dipelajari. Justru kerumitan itu menjadi petualangan tersendiri dengan segala efek cetaknya, dari manual hingga digital. Pahlevi mengamati
 
Pameran ini masih masih dalam ikatan pameran tunggal sebelumnya; "Dari Guanlan ke Arles" - trilogi reduksi #1 di Museum dan Tanah Liat (MDTL) dan "Bedroom in Arles" - trilogi reduksi #2 di Kebun Buku Yogyakarta. Bila sebelumnya Pahlevi mengamati Cezanne berjudul Paul Cezanne(1839-1906), satu ikon aliran posimpresionisme dari Barat.  Dalam pameran ini pemilik wajah misterius ini mengamati pula "Bedroom in Arles" karya  ikon seni rupa modern Barat yang lain, yaitu: Vincent van Gogh yang dibuat antara tahun 1888 hingga 1889.
 
Kurang lebih dua puluh karya grafis teknik woodcut reduksi cetak di atas kertas dalam berbagai ukuran yang dibuat mulai akhir tahun 2017 hingga awal 2019 ditampilkan dalam pameran ini. Ada tiga versi lukisan van Gogh yang berobjekkan kamar tidurnya sendiri itu sebagai pokok utama gagasan yang ia apropriasi. Dalam eksplorasi tekniknya, Pahlevi melakukan sentuhan ulang (retouch) dengan teknik dan media yang berbeda atas tafsirnya   inilah makna utama pameran ini
Apa kaitan historis Pahlevi dengan para ikon seni rupa modern itu? Tidak ada, namun dalam konteks memori dan hasrat, ‘warisan kebudayaan barat’ itu memiliki arti tersendiri bagi Pahlevi yang notabene besar dan lahir di Timur, bagi saya percakapan transestetik ini menarik sebagai sebuah karya yang lahir dari kekuatan imajinasi yang kuat.
 
Sudjud Dartanto


 


online catalog
https://www.dropbox.com/sh/up5gnam4l41y0ge/AAAPFiSVGNDMepSXILcLjTxJa?dl=0
.
1 Comment

legenda magis

10/13/2019

1 Comment

 
Picture
“LEGENDA MAGIS”
100 Tahun Widayat
 
Seniman: Seniman undangan dan hasil seleksi aplikasi terbuka
Kurator: Syahrizal Pahlevi
Seleksi karya aplikasi terbuka: Risman Marah, Dedi Yuniarto, Ria Novitri
Penulis: Wahyudin
Pembukaan: Jumat, 18 Oktober 2019, pukul 16:00
Dibuka oleh: dr. Oei Hong Djien
Tanggal Pameran: 18 Oktober - 2 November 2019
Alamat: MIRACLE PRINTS, Suryodiningratan MJ. II/853, Mantrijeron, Yogyakarta 55141
Jam buka: Senin - Sabtu, ukul 10:00 - 17:00
Website: www.terasprintstudio.com
 
Deskripsi:
Widayat itu penuh daya magis yang menyihir. Karya-karyanya, kisah hidupnya, gaya mengajarnya yang eksentrikk, kesan para kolektornya sampai carut marut pengelolaan museum yang ditinggalkannya.
 
Karya: Istilah “Decora Magis” oleh Agus Darmawan T
Teknik: Dijuluki seniman serba bisa. Mulai dari seni taman, seni grafis, sketsa, lukisan, relief.
Quote: “Greng”, “jelek saja belum apalagi bagus”
Gaya mengajar: Menunjuk lukisan mahasiswa dengan menggunakan kaki, Mengacuhkan mahasiswa.
Carut marut museum: Peristiwa hilangnya ratusan karya Widayat dari museumnya yang diberitakan oleh pers.
OHD: Widayat adalah salah seorang seniman perupa Indonesia yg sangat penting, dari segi karya maupun dlm bidang pendidikan. Ia telah mengembangkan gaya unik yg disebut dekora-magis, dekoratif yg mempunyai ciri2 non- perspektif, ada repetisi bentuk dan memenuhi bidang kanvas, namun tidak manis, malahan magis. Dekorativisme sangat erat hubungannya dg ornamentasi di karya tradisional yg oleh Widayat ditransformasikan jadi modern. Maka karya Widayat tak ada/lazim di Barat. Karyanya di atas kertas spt drawing, cat air, woodcut print juga bagus2. Ia mengabdikan diri untuk mengajar di ASRI - ISI Jogya setelah lulus selama 34 tahun. Ia mempunyai pengaruh besar pada seniman Jogya hasil didikannya. Oleh karena jasa2nya itu semua, sudah selayaknya kita memperingati hari jadinya yg ke-100 seperti kita memperingati seniman2 sebelumnya:Affandi. Sudjojono, Hendra Gunawan
 
Namun nama Widayat tidak berhasil menyihir seniman-seniman muda atau pendatang baru. Buktinya banyak dari mereka yang tidak tahu siapa Widayat.Tidak tahu karya-karyanya. Mereka sepertinya tidak peduli. Apa yang salah dari endidikan seni rupa kita hingga sosok Widayat tidak masuk dalam semua kurikulum pengajaran seni rupa Indonesia? Ataukah memang mahasiswa tersebut termasuk ‘kucluk’ atau sering bolos mata kuliah seni rupa Indonesia?
 
 
 
Pada 100 Tahun Widayat
 
 
            Lahir di Kutoarjo, Jawa Tengah, 9 Maret 1919—pelukis Widayat atau, resminya, H. Widayat, berusia 100 tahun di tahun 2019 ini. Tapi kita tahu, pada 22 Juni 2002, dia telah berkalang tanah.
            Sepanjang umurnya yang delapan puluh tiga itu Widayat mengesankan sebagai juru ukur pegawai kehutanan dan juru gambar peta rel kereta api di Palembang; pimpinan Seksi Penerangan—dengan pangkat Letnan Satu—di Divisi Garuda Sumatra Selatan (1945-1947); pendiri Pelukis Indonesia Muda (PIM) bersama G. Sidharta, Murtihadi, Sayoga, dan Suhendra (Yogyakarta, 1954); Dosen seni rupa ASRI, pendiri dan pemilik Museum Haji Widayat di Mungkid, Magelang, Jawa Tengah (1994); Pelukis serbabisa; dan Maestro Seni Lukis Indonesia.
            Atas semua itu, Widayat meninggalkan dua warisan estetis yang paling dikenal dan dikenang penghayat seni rupa (di) Indonesia—bahkan manca negara—yaitu lukisan “Dekora Magis” dan “Greng”.
Yang pertama adalah karya seni rupa, benda budaya, dan obyek artistik yang memampukan Widayat terpandang sebagai salah satu pelukis Indonesia terkemuka pasca generasi Affandi, Hendra Gunawan, dan S. Sudjojono. Alih-alih, lukisan-lukisan “Dekora Magis” Widayat tidak hanya bernilai artistik tinggi, tapi juga bernilai ekonomi menjulang dan menggiurkan banyak pecinta dan penjaja karya seni rupa (di) Indonesia.
Yang kedua adalah semacam kata kunci Widayat untuk mengidentifikasi dan/atau menilai lukisan. Seturut kata kunci itu, sebuah lukisan yang tersimpulkan baik-apik jika terdapat “Greng”. Dalam kalimat penulis seni rupa Agus Dermawan T., “Greng” merupakan “istilah khas Widayat untuk menandai lukisan-lukisan yang memiliki optimasi ekspresi, teknik perwujudan, getaran, serta keluasan imajinasi dan fantasi.”
Yang menarik, kata kunci ini justru populer melalui kolektor besar Oei Hong Djien (OHD). Sampai-sampai, bila tak senantiasa diluruskan OHD, banyak orang mengira kata kunci tersebut berasal dari atau kepunyaan pemilik OHD Museum, Magelang, itu.
            Demikianlah, dengan kedua warisan itu, nama Widayat tetap bertakhta di lidah dan hati penghayat seni rupa Indonesia, utamanya di Yogyakarta, sekalipun ia telah berada di alam baka sejak 17 tahun lalu.                
Pameran bertajuk “Legenda Magis” ini menggelar pusparagam karya seni rupa—antara lain lukisan, gambar, grafis, patung (kertas dan logam), dan keramik ciptaan 84 seni rupawan Indonesia lintas generasi yang tinggal dan berkarya di Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Tangerang, Banyuwangi, Temanggung, Sumedang, Solo, Magelang dll. 21 perupa diundang secara tertutup, 63 perupa dipilih lewat undangan terbuka oleh Risman Marah, Dedi Yuniarto, dan Ria Novitri.
Dengan itu, pameran ini berkehendak mempresentasikan ikhtiar kreatif—pikiran, perasaan, dan tanggapan—perupa atas riwayat daya cipta Widayat, terutama yang berkenaan dengan “Greng” dan “Decora magis” dalam bahasa visual seturut kadar dan kecenderungan artistik atau sesuai dengan pengetahuan dan daya imajinasi mereka.
Dari situ kita boleh memandang “Legenda Magis” ini sebagai eksposisi karya seni rupa yang dianggap “Greng” oleh 90 perupa Indonesia atau merupakan tafsir estetis mereka atas “Greng” atau “Decora Magis” atau riwayat kreatif Widayat yang melegenda di dunia seni rupa Indonesia—bahkan di dunia seni rupa manca negara.
 
 
Yogyakarta, 18 Oktober 2019
 
WAHYUDIN,
Kurator seni rupa
 
 
                                                                                             
 
 
 

1 Comment

print & present

10/13/2019

0 Comments

 
Picture
Press release
 
“PRINT & PRESENT”
Pameran Pemenang 3rd JIMB dan Presentasi TERAS Print Studio
 
Seniman:
Antoni Kowalski, Eve Eesmaa, Maja Zemunik, Giri Dwinanto, Silvana Martignoni,    Thamrongsak Nimanussarnkul, Angga Sukma Permana, Ariswan Adhitama, Dodi Irwandi, Reno Megy Setiawan, Rizal Eka Pramana, Syahrizal Pahlevi dan Windi Delta
 
Kurator: Teras Print Studio
 
Penulis: Syahrizal Pahlevi
 
Pembukaan: Jumat, 17 Oktober 2019, pukul 17:00
 
Dibuka oleh: Edy Sunaryo
 
Tanggal Pameran: 17 Oktober - 17 November 2019
 
Tempat: Langgeng Art Foundation (LAF), jl, Suryodiningratan 37 A, Mantrijeron, Yogyakarta 55141
 
Jam buka: Senin - Sabtu, pukul 11:00 - 19:00
 
Website: www.langgengfoundation.org , https://jogjaminiprint.weebly.com/
 
Kontak: Nila
 
Deskripsi:
PRINT & PRESENT adalah pameran bersama oleh 6 pemenang even 3rd JIMB (Jogja International Miniprint Biennale) 2018 lalu dan 7 seniman Yogyakarta. 7 seniman Yogyakarta ini adalah para pegrafis yang dianggap banyak berkontribusi terhadap aktifitas TERAS Print Studio selama ini.
 
Pameran akan menampilkan 80 lebih karya grafis berbagai teknik cetak di atas kertas dengan ukuran mini (ukuran gambar tidak lebih dari 20 cm x 20 cm) dan 14 karya grafis berbagai teknik dengan bermacam material tidak hanya dicetak di atas kertas dan ukuran bervariasi dari ukuran kecil sampai besar.
 
Pameran kali ini juga sebagai sounding menuju pelaksanaan 4th JIMB 2020 yang rencananya akan diselenggarakan bulan November 2010 di tempat yang belum ditentukan. Akan ada rotasi juri baru yang akan mendiskusikan tema apa yang akan diusung untuk ditawarkan pada para calon peserta nantinya. Pola pencarian peserta tetap melalui sistim undangan terbuka dimana akan dipilih para finalis yang karyanya akan dipemerakan sekaligus memilih minimal 3 pemenang terbaik (Best Work) dan 3 pemenag unggulan (Excellent Work).
 
Acara akan dimeriahkan dengan workshop 7 teknik grafis oleh 7 seniman Yogyakarta di LAF dan demo teknik oleh seniman Eve Eesmaa dari Estonia di Miracle Prints. Selain itu akan ada bazar karya-karya grafis dari Miracle Prints.
 
Acara ini terselenggara atas kerjasama Langgeng Art Foundation dengan TERAS Print Studio dan Miracle Prints.
 
Para pemenang 3rd JIMB adalah:
  • Antoni Kowalski/Polandia  (pemenang Best Work 3rd JIMB)
  • Eve Eesmaa/Estonia  (pemenang Best Work 3rd JIMB)
  • Maja Zemunik/Kroasia (pemenang Best Work 3rd JIMB)
  • Giri Dwinanto/Indonesia (pemenang Excellent Work 3rd JIMB)
  • Silvana Martignoni/Italia (pemenang Excellent Work 3rd JIMB)
  • Thamrongsak Nimanussarnkul/Thailand (pemenang Excellent Work 3rd JIMB)
 
Dan 7 seniman Yogyakarta Presentasi TERAS Print Studio:
  • Angga Sukma Permana
  • Ariswan Adhitama
  • Dodi Irwandi
  • Reno Megy setiawan
  • Rizal Eka Pramana
  • Syahrizal Pahlevi
  • Windi Delta
 
Workshop seni grafis (info detail dan tanggal menyusul):
Tempat:  LAF
Biaya pengganti material: Rp. 100.000 setiap peserta/workshop.
Peserta membawa pulang hasil workshop dan mendapat sertifikat.
 
  1. Monotype bersama Rizal Eka Pramana
  2. Woodcut Satu Pelat bersama Reno Megy Setiawan
  3. Woodcut Multi Pelat bersama Ariswan Adhitama
  4. Woodcut Reduksi bersama Angga Sukma Permana
  5. Collagraph bersama Windi Delta
  6. Drypoint bersama Dodi Irwandi
  7. Moku Hanga bersama Syahrizal Pahlevi
 
 
 
PRINT & PRESENT
 
PRINT & PRESENT adalah pameran bersama oleh 6 pemenang even 3rd JIMB 2018 lalu dan penampilan khusus 7 seniman Yogyakarta yang selama ini banyak berkontribusi terhadap aktifitas TERAS Print Studio. Pameran ini dapat juga dimaknai sebagai ‘persembahan’ insan grafis kepada para pencinta seni yang setia mengikuti melalui dinamika karya-karya cetaknya.
 
Perhelatan 3rd Jogja International Miniprint Biennale (JIMB) 2018 lalu di Museum dan Tanah Liat (MDTL) Yogyakarta yang membawakan tema ‘Messages From The Matrix’ memamerkan 117 karya dari 65 finalis (50 seniman internasional dan 15 seniman dalam negeri). Dari karya-karya finalis tersebut juri pada waktu itu yang diketuai oleh Sudjud Dartanto dengan juri anggota Malcolm Smith dan Deni Rahman kemudian memilih 3 pemenang utama (Best Work) yaitu Antoni Kowalski dari Polandia, Eve Eesmaa dari Estonia dan Maja Zemunik dari Kroasia. Kemudia ada lagi 3 pemenang unggulan (Excellent Work) yang diraih oleh Giri Dwinanto dari Indonesia, Silvana Martignoni dari Italia dan Thamrongsak Nimanussarnkul dari Thailand.
Sebagaimana dalam dua kali pelaksanaan bienal sebelumnya TERAS Print Studio selaku panitia menyelenggarakan pameran grup para pemenang JIMB dengan karya-karya baru yang dikirm khusus oleh para senimannya di tahun berikutnya. Jika dalam dua pameran bersama sebelumnya hanya dipamerkan karya-karya dari 3 pemenang utama (Pameran 33 Prints di Studio Kriya, Komplek JNM, 2015 dan pameran Jogja Editions di Sangkring Art Project, 2017), maka dalam pameran kali ini ikut dipamerkan pula karya-karya dari 3 pemenang unggulan sehingga total ada 6 pemenang yang memamerkan karya-karyanya berjumlah lebih dari 80 karya mini print dengan berbagai teknik dicetak di atas kertas berukuran gambar tidak lebih dari 20 cm x 20 cm. Penampilan karya-karya pemenang ini kali ini disertai oleh penampilankarya-karya print yang lebih kontemporer karena tidak terikat media cetak dari 7 seniman Yogyakarta sebagai pameran penyerta.
Dalam pameran grup ini karya-karya dari 6 pemenang JIMB 2018 rata-rata berukuran bidang cetak tidak lebih dari 20x20 cm. Ini adalah serupa dengan ukuran bidang cetak yang dipersyaratkan oleh JIMB sejak pelaksanaan pertama tahun 2014 ketika itu masih bernama JMB. Penyelenggara sengaja membatasi ukuran karya dari 6 pemenang untuk kebutuhan pameran bersama ini semata demi alasan ekonomis mengingat jika mereka mengirimkan karya dalam ukuran yang lain atau lebih besar akan cukup menyulitkan kesiapan penyelenggara. Sementara karya-karya dari 7 seniman TERAS yang kesemuanya tinggal di Yogyakarta oleh penyelenggara dibebaskan untuk menyertakan karyanya dalam pameran ini. Rata-rata setiap seniman menampilkan 2 judul karya  dalam media cetak dan ukuran yang cenderung besar. Salah satu karya para seniman dicetak diatas kertas sebagaimana lazimnya karya-karya grafis dan satu lainnya kebanyakan mencetak diatas media selain kertas yaitu kain, kanvas dan lain-lain.keputusan ini untuk menunjukkan bahwa dalam seni grafis sesungguhnya para seniman bekerja uang alik antara memanfaatkan media konvensional dan merambah ke media-media non konvensional. Karena memang praktik seni grafis baik di dalam negeri maupun di luar negeri seperti inilah. Ada pegrafis yang bekerja melulu dalam frame seni grafis konvensional (dicetak diatas kertas) dan ada yang bekerja diluarnya (mencetak diatas media selain kertas). Ada juga pegrafis yang bekerja dikeduanya baik secara ukang alik ataupun bekerja secara per periode. Diluar pola tersebut masih ada pegrafis atau bukan pegrafis yang bekerja sekedar menfaatkan teknik seni grafis dan karya-karyanya cenderung tidak lagi dikaitkan dengan seni grafis. Teras menampilkan semua ini untuk menunjukkan bahwa inilah kondisi yang terjadi dalam media ini. Ini adalah hal yang lumrah saja. 
Pameran kali ini juga dimaksudkan sebagai promosi menuju pelaksanaan 4th JIMB  yang rencananya akan diselenggarakan bulan November 2020 di tempat yang belum ditentukan. Akan ada rotasi juri baru yang akan mendiskusikan tema apa yang akan diusung untuk ditawarkan pada para calon peserta nantinya. Pola pencarian peserta tetap melalui sistim undangan terbuka dimana akan dipilih para finalis yang karyanya akan dipemerkan sekaligus memilih minimal 3 pemenang terbaik (Best Work) dan 3 pemenang unggulan (Excellent Work). Direncanakan akan ada penghargaan khusus kategori seniman nasional yang berpartisipasi. Semoga terwujud.
 
Syahrizal Pahlevi
Teras Print Studio
 
Print & Present; Membaca Seni Grafis Kini Di dalam dunia seni, Grafis memiliki sejarah dan arah yang berbeda. Sejak jaman Renaissance, seni cetak-mencetak memungkinkan seniman untuk menyebarluaskan ide dan karya mereka dengan cara yang mudah ke berbagai tempat, hal tersebut bisa diwujudkan karena kapasitas seni grafis menghasilkan alternatif dalam penciptaan gambar dalam jumlah lipat ganda. Kapasitas ini membuat grafis bisa menjalin komunikasi dengan ruang dan masyarakat yang lebih luas. Seperti pada pameran kali ini, Print & Present. Pameran Print & Present sebagai bagian dari Jogja International Miniprint Biennale (JIMB) ke-3 menjadi sebuah bukti nyata atas bagaimana seni grafis memperbincangkan dirinya sambil unjuk karya material dalam lintas geografis. Pameran ini dikhususkan bagi ke 6 (enam) pemenang 3rd JIMB yang berasal dari berbagai negara. Tdak hanya itu, pameran ini juga menghadirkan 7 seniman grafis terpilih Yogyakarta. Ke-7 seniman ini adalah mereka para pegrafis yang juga aktif dalam menghidupkan Ruang Teras Print Studio, sebagai sebuah ruang bertumbuh dan berkarya seni grafis yang ada di Yogyakarta. Seni grafis dalam perspektif seni rupa kontemporer sampai sekarang terus menerus diuji, karena batas seni grafis yang sangat lentur untuk digabungkan, dilintasi, dikaburkan, dipekatkan dengan berbagai medium. Sejarah seni grafis kontemporer sebenarnya cukup mengairahkan, apalagi, belum lama ini seni grafis dianggap sebagai disiplin ilmu alkamia. Perkembangan sejarah seni grafis mulai dari yang tradisional hingga kini, melintasi penampilan bentuknya mulai dari yang pop hingga sebagai sebuah cara produksi saja. Menghubungkan dengan Pameran ini, Print & Present. Seni grafis dan kini, apa itu seni grafis kontemporer? Sebagai sebuah ruang yang turut urun dalam perkembangan seni rupa kontemporer di Indonesia, bagi Langgeng Art Foundation, pertanyaan ini sebenarnya terasa hidup pada pameran ini untuk menunjuk dan menjawab perkembangan seni grafis kontemporer di Indonesia. Pada Pameran ini kita bersama diajak untuk melihat kembali sekaligus sadar bahwa teknik seni grafis tradisional berkembang dengan turunan pendekatan kreatif baru, batas-batas persepsi seni grafis berkembang sebagai respons terhadap dunia digital dan dunia seni rupa kontemporer. Lantas, apakah konsep tradisional seni grafis kehilangan relevansinya? Melihat karya-karya di pameran ini, melihat bagaimana teman-teman di Teras Print, Miracle Studio, dan seniman grafis lainnya khususnya di Yogyakarta, dimana seniman grafis terus menggerakkan penciptaan artisitik, media, proses dan membangun konsep dan hubungan seni grafis terus bertumbuh. Membanjirnya teknologi digital dalam produksi seni kontemporer malah justru memberikan arus balik, kecenderungan “sadar akan asal” yang membawa kembalinya kesadaran akan prinsip-prinsip asli dalam penciptaan media grafis. Oleh sebab itu pameran ini juga dirangkai dengan program edukasi publik berupa workshop berbagai teknik grafis. Print & Present tidak hanya berhenti pada bagaimana seni grafis hadir sebagai bentuk, tapi juga hadir sebagai pertukaran wacana sebagai bagian dari perkembangan seni grafis sekaligus seni rupa kontemporer terkini. Citra Pratiwi_Langgeng Art Foundation
 
 

katalog_p_p_laf.pdf
File Size: 6651 kb
File Type: pdf
Download File

0 Comments

    Author

    Write something about yourself. No need to be fancy, just an overview.

    Archives

    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    August 2021
    June 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018

    Categories

    All

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.