Menghidupi Kehidupan dari Live Life
Melalui gambar hitam putih, seniman dunia JD Hillberry menceritakan kisah sekaligus membangkitkan emosi orang-orang yang melihat karyanya. “Saya merasa berhasil berkomunikasi dengan seseorang, ketika mereka bisa mengidentifikasi esensi dari karya saya,” katanya.
Menceritakan kisah dan membangkitkan emosi, meski hanya dalam hitam dan putih. Hal serupa menjadi alasan bagi Res Harris dan Sinta Carolina, untuk menuangkan karya-karya mereka dalam pameran yang ingin menghidupi kehidupan ini.
Secara ilmiah, warna adalah ekspresi cahaya. Pantulan gelombang cahaya dari suatu obyek, akan sampaikan warna pada mata manusia. Ketika semua cahaya dipantulkan, mata akan melihat putih. Sebaliknya ketika tak ada cahaya, mata akan melihat hitam. Secara teknis, hitam dan putih bukanlah warna, melainkan nuansa. “Namun keduanya dapat berfungsi sebagai warna, sebab dapat membangkitkan perasaan,” jelas Jimmy Presler, perancang grafis asal Amerika Serikat.
Harris pelajari teknik gambar secara formal di sekolah seni rupa, sejak bangku SMA. Ia merasa lebih percaya diri dalam hitam putih, dibanding harus memberi warna lain. Mengontrol ketebalan dan kejutan-kejutan warna dalam penggunaan tinta Cina, menjadi salah satu keahliannya.
Sinta belajar gambar secara otodidak, bermula pada 2013. Dengan pensil warna, ia membuat ilustrasi imajinatif dalam goresan bergaya doodle. Meski kerap gunakan beragam warna, Sinta tetap berhasil kuatkan rinci goresan dalam nuansa hitam putih.
Ketika seseorang mulai belajar menggambar, hitam putih menjadi materi karya yang sangat mendasar. Dalam karya seni matang, kedua warna ini--serta percampurannya berupa abu-abu, menjadi tantangan besar untuk menghidupkan obyek.
Seperti kata Hillberry, meniru realitas bukan tujuan utama. Gambar yang baik bukan sekadar karya yang dijuluki seperti-bukan-lukisan, akibat kemiripan dengan obyek aslinya. Melainkan karya yang mampu mendobrak batas realisme, dengan mengundang rasa keterkaitan dan keterikatan para pemirsanya. Inilah yang ingin dituju oleh kedua seniman dalam pameran ini.
Munculnya kedekatan emosional, adalah penting bagi Harris. Untuk itu ia hadirkan teks dalam gambar, demi memudahkan penyampaian pesan. Ilustrasi kehidupan sosial yang ramai diperbincangkan publik menjadi cirinya, agar orang bisa melihat diri mereka sendiri dalam karyanya. Sesederhana menyajikan gambaran kejadian umum, untuk dijadikan refleksi diri.
Di sisi lain, Sinta justru memulai karyanya lewat penggambaran diri pribadi. Ia sebagai perempuan yang lahir, tumbuh dan berkembang diantara pilihan-pilihan; bersama ragam pemikiran yang mengiringinya merawat kehidupan. Sinta paham bahwa gambaran kesehariannya ini, juga mewakili kehidupan orang lain. Bahwa ia dan banyak orang di luar sana, sedang berbagi kegelisahan dan kebahagiaan yang sama.
Salah satu sifat dasar seni adalah berbentuk individual (The Liang Gie, 1976). Artinya, seni merupakan interpretasi subyektif dari seseorang sebab lahir dari imajinasi pribadi. Pameran ini berhasil mengumpulkan isu global menjadi begitu terasa personal, dan sekaligus menggiring kisah pribadi ke ranah pemikiran kolektif.
Seraya memaknai frasa menghidupi kehidupan, mari temukan jati diri sebagai aku, kamu, kita, kami, dia, mereka, dan siapapun, dalam kesederhanaan sekaligus kompleksitas yang tampil dalam “Live Life” ini!
Yogyakarta, Januari 2022
Adriani Zulivan
*******
Garis garis setengah matang dan narasi nyalang.
Dua orang seniman sedang berpameran di Miracle Print, Minggiran. Sinta carolina dan Res Harris sama sama memamerkan gambar di atas kertas dengan media tinta. Karya yang dipamerkan kebanyakan berukuran kecil, folio bahkan ada yang lebih kecil. Sinta menggambar, bunga, kebun, berbagai jenis jajanan dan gambar dengan narasi yang membaca kabar hari ini. Sementara Harris lebih jelas. Memberi komen sarkastis pada situasi sosial secara umum dan yang berkait dengannya.
Sinta berusaha memenuhi bidang kertas gambar dengan garis. Dan itu nampak pada gambar yang disukainya; tanaman, kebun, wadah kemasan tapi agak acuh pada gambar dengan tema lain. Semisal fashion atau adegan supermarket. Di sana banyak bidang kosong sia sia. Ia seolah lelah menggambar dan membiarkan tak selesai di sana sini. Gambar jadi kagol.
Sebagai seorang yang belajar sendiri, Sinta seharusnya punya kelebihan. Yakni tak peduli dengan kaidah akademis yang entah itu. Orang bebas yang berguru pada alam dan penglihatannya sendiri. Belajar dari salah dan dosa teknik. Kalau ia mau mengembangkan lebih teknik gambar non akademisnya atau realisme alay, seperti para pelukis brutal, pasti akan menemukan bentuknya.
Sinta carolina pengembara rimba rupa, kali ini ia berputar di tempat yang sama. Mungkin harus menemu narasi baru; band atau soal musik misalnya. Supaya kembali dapat menemukaan suka cita garis.
Harris menggunakan garis tebal, punya karakter. Narasinya bicara soal soal hari ini, seperti kita bisa scrolling di sosial media. Pasaran dan tidak unik. Yang dibicarakan semua orang, digambarnya. Tak hendak memberi sudut pandang lain. Gambar dengan teks cintaku terhalang cc motorku misalnya, adalah varian standar dari lagu ,"nak ora ninja ora gelem". Cuman digambarnya tak ada ninja, mungkin kawazaki 175.
Sebagai komentator visual, Haris dituntut memperkaya sudut pandangnya. Menemu komentar unik yang berbeda dari celoteh warga maya. Kalau tidak diupayakan, dia mentok jadi Lambe Turah; Pembuat konten semenjana bukan seniman durjana.
Agung Kurniawan
Diambil dari status ig @agungkurniawan