UNFINISHED COMEDY
Pameran Tunggal lukisan
WAHYU GUNAWAN
22 Februari – 15 Maret 2019
Tempat : Miracle Prints, Suryodiningratan MJ II/853, Mantrijeron,
Yogyakarta 55141
Materi : 14 lukisan cat minyak di atas kanvas tahun 2017 - 2019
Pembukaan : Jumat, 22 Februari 2019, pukul 16.00 (4 sore)
Dibuka oleh : dr. Oei Hong Djien
Jam buka pameran : Setiap hari pukul 11:00 – 17:00. Minggu tutup.
Penyelenggara : Kerjasama antara Miracle Prints dengan seniman
Kontak : Ria Novitri/ 087739315969
UNFINISHED COMEDY, lelucon tak habis-habisnya
Unsur komedi atau cerita lucu tak habis-habisnya digarap Wahyu Gunawan dalam lukisan-lukisannya. Dalam banyak hal komedi menjadi kekuatan utama dari karyanya disamping kekuatan warna dan spontanitas bentuk. Komedi adalah ungkapan perasaan intimnya terhadap situasi kehidupan sehari-harinya yang coba disikapinya dengan ringan. Dari pengamatannya terhadap kehidupan sehari-harinya sendiri ia mendulang ide-ide kreatif yang tak habis-habisnya buat lukisannya.
Di awal karir profesionalnya sebagai pelukis unsur komedi telah terlihat kuat. Hanya saja pernah ia mencoba beberapa ungkapan lain dengan bermain simbol dan bentuk lebih realis sebagai proses pencarian dirinya namun itu tidak bertahan lama. Dorongan untuk menyampaikan komedi baik secara alur cerita maupun deformasi bentuknya tidak dapat ia sembunyikan. Unsur komedi lewat judul dan goresan-goresan spontannya mengalir ringan seringan ia melemparkan gurauan, lelucon, humor, banyolan dalam pembicaraan sehari-hari baik kepada sesama teman pelukis dan mungkin juga orang lain termasuk anggota keluarga.
Kanvas-kanvas Wahyu Gunawan adalah komedi yang belum selesai, belum akan selesai atau mungkin tidak akan pernah selesai. Melalui sudut pandang personal yang membuat karyanya berkarakter kuat dengan leluasa ia menggambarkan momen-momen menggelitik, lucu (atau dianggapnya lucu) dari pengalaman pribadinya. Melaluinya Wahyu baik dengan sengaja maupun tidak sengaja menyelipkan pesan-pesan yang ingin dibaginya kepada para penonton.
Komedi sebenarnya dibuat untuk lebih mengenal diri manusia sendiri dibalik unsur menghibur yang ditimbulkannya. Dalam lukisan Wahyu pesan cukup tersamar karena komposisi bentuk, spontanitas garis dan warna lebih diutamakan. Namun tetap saja pesan tersebut dapat kita ikuti lewat bentuk dan judulnya seperti sebuah lukisan ala adegan drama Korea ini. Seorang lelaki yang bermaksud memberi hadiah bunga namun dicuekin oleh sang wanita karena ia sebenarnya berharap diberi hadiah yang lebih besar dari pada sekedar bunga (I Want Diamond not Flowers, 2019). Sementara beberapa adegan lucu (atau dianggapnya lucu) yang ditampilkannya dengan ringan justru terasa mengenaskan. Seperti lukisan kisah lelaki peminum dan anjingnya. Dalam kanvas Wahyu justru sang anjing yang seharusnya bertugas menjaga tuannya terlihat mabuk berat karena ikut-ikutan minum sampai terlentang dengan kepala menghadap ke atas. Sementara tuannya terlihat masih sehat dan tenang-tenang saja ditemani seorang wanita tanpa identitas. Mungkin sebagian menganggap adegan tersebut sebagai kelucuan, tapi sebagian lagi mungkin akan berimajinasi memikirkan nasib sang anjing yang harus mengalami hal yang tidak seharusnya buat seekor binatang. Binatang yang seharusnya dikasihi justru dibiarkan menderita karena ikut-ikutan minum dan mabuk (Drunk, 2019). Atau lukisan yang menggambarkan ekspresi dokter gigi yang terlihat dingin tanpa ekspresi sementara sang pasien tampak begitu ketakutan dengan wajah menghijau. Barangkali ia tengah membayangkan hal buruk apa yang hendak dikerjakan oleh sang dokter dengan giginya yang bermasalah: dicabut ataukah cukup ditambal saja?.....Buat sebagian orang berurusan dengan dokter gigi memang bukan perkara ringan karena itu adalah persoalan hidup mati buat mereka karena sering membayangkan yang tidak-tidak (Fear, 2019). Komedi yang disampaikannya buat saya cukup membuat sakit kepala karena ternyata ada secuil tragedi disana walau tidak sampai sesadis lakon drama ‘tragik-komedi’ yang biasanya tokoh utamanya berakhir meninggal karena dibunuh atau bunuh diri misalnya.
Komedi selalu dekat dengan tragedi dan selalu ada pesan dari kedua hal tersebut. Seringkali tidak disadari dibalik unsur menghiburnya sebenarnya komedi bertujuan mengajak manusia untuk lebih waspada terhadap dunia dengan segala persoalan dan keanehannya termasuk mempelajari manusia dari hal terburuknya. Sementara tragedi bertujuan mengajarkan manusia untuk peka dalam merasa, berpikir dan merespons penderitaan.
Begitulah komedi tak habis-habisnya dibuat dan ditampilkan sejak zaman Yunani kuno dalam berbagai bentuknya untuk kebutuhan manusia itu sendiri. Pelajarannya agar mereka menjadi lebih baik lagi.
Syahrizal Pahlevi
*********************
Wahyu Gunawan
Year to Enter ISI Yogyakarta 1994-2004 Born in Yogyakarta,
May 02, 1975
Nitiprayan Rt 03 Rw 20 no 89 Ngestiharjo ,kasihan ,Bantul
email: [email protected]
EXHIBITION ACTIVITIES
2017 Exhibition of love enigma in duta fine art jakarta Exhibition in Nadin gallery malaysia
2013 Exhibition of “homoluden” with Emmitan gallery at Bali ,Indonesia - Exhibition of “ArtJog” in Taman Budaya.Yogyakarta
2012 - Exhibition of “Uijeongbu Art Center” in LVS Gallery,Seoul,Korea- Exhibition of “Busan International art Fair” in Seoul,Korea- Exhibition of “Rame-rame” in Koong gallery,Jakarta Art Distric- Exhibition of “From Jogja With Love” in Taksu Gallery,Bali
2011 - Exhibition of" Biennale Jatim"in Gallery Go Art Space,Surabaya - Exhibition of "ASYAAF"in LVS Gallery,Seoul.Korea - Exhibition of "Art JOG"in Jogjakarta - Exhibition of "UOB" in Jakarta - Exhibition of "intip" in JAD Jakarta
2010 - Exhibition of “Art Triangle” Matahati in Kuala Lumpur
- Exhibition of "Art Expo Malaysia" in Matrade Kuala Lumpur
- Exhibiton of Bersama-sama in JAD ,Jakarta
- Exhibition of"BERSAMA-SAMA DI KOONG Gallery.Jakarta
- Exhibition of"PERCAKAPAN MASA"in Gallery Nasional.Jakarta
- Exhibition of"Jaf10 Jog"in Taman Budaya .Yogyakarta
- Exhibition of "JAA" in Jakarta
2009 - Exhibition "hyperlink" tujuh bintang.Yogyakarta
- Exhibition "CIGE" in Beijing ,China
- Exhibition" fabulous "in koong Gallery ,Jakarta
- Exhibition “Taiwan Art Fair” in Taiwan
- Exhibition of “SURVEY” in Edwin Gallery, Jakarta
- Joint Exhibition of Koong Gallery in Jakarta
AWARDS
Highly -Commended Award The UOB 2011
Finalist JAKARTA ART AWARD 2010
5 BESAR NOKIA INDONESIA ART AWARDS 2000