teras
  • MIRACLE PRINTS
    • News >
      • PLEASURE-PASSION >
        • Ariswan Adhitama
        • M. Muhlis Lugis
        • Reno Megy Setiawan
        • Syahrizal Pahlevi
      • Archives >
        • Mini Residency >
          • Online Application
      • Home >
        • MEMBER of Miracle Prints >
          • Support
        • Gallery >
          • Merchandise
        • TERAS Management
        • TERAS PRINT DEALER
        • About
        • Links
        • Contact
  • Studio
    • Facilities
    • Editioning
    • Classes
    • History and Technique Printmaking
    • Articles on Printmaking from Art in Print
  • Printmaker Syahrizal Pahlevi
  • JIMB
  • Blog

miracle blog

small thing high value

12/9/2018

0 Comments

 
Picture
PENGANTAR GALERI
 
            Bermula dari perbincangan saat larut malam di studio seorang seniman senior yang mempunyai reputasi internasional maka bergulir ide untuk mengadakan pameran yang menampilkan karya-karya seni rupa berukuran kecil namun mempunyai nilai yang tinggi. Gagasan ini terlaksana saat berdiskusi dengan Syahrizal Pahlevi yang menjadi kurator pameran bersama Small Thing, High Value di Visma Gallery, Surabaya.
 
Karya Salvador Dali bertajuk The Persistence of Memory hanya berukuran 24 x 33 cm. Walaupun berukuran mini, namun lukisan surealis yang sering disebut juga sebagai Jam yang Meleleh ini merupakan kanon seni rupa yang sempat kami saksikan di MoMA (Museum of Modern Art), New York.
 
            Yang dimaksud dengan value atau nilai yang tinggi itu adalah karya seni rupa yang mempunyai nilai intrinsik yang berkualitas yaitu bersandarkan pada nilai estetik, bukan sekedar harganya mahal. Kami bermimpi dari pameran ini ada yang menjadi kanon seni rupa Indonesia walaupun ukuran karyanya kecil.
 
Selamat menikmati karya-karya mini yang memiliki nilai intrinsik yang tinggi.
 
 
Salam Budaya,
 
Visma Gallery
Irawan Hadikusumo dan Teja P. Lesmana
 
………………..
 
KURATORIAL
‘SMALL THING HIGH VALUE’
            Perkara berkarya ukuran kecil  bukan sekedar perkara mengganti kuas yang lebar dengan kuas yang relatif kecil bagi pelukis atau memperkecil ukuran objek yang dilukis sehingga menjadi tampak kecil. Juga bukan sekedar mempersingkat proses dan waktu pengerjaan karena biasanya melukis ukuran besar makan waktu lama. Bukan pula perkara menghemat biaya material yang harus dikeluarkan dibanding jika membuat karya ukuran besar yang membutuhkan material banyak dan mungkin mahal. Juga bukanlah karena ingin memberi harga terjangkau kepada penggemar karya seni sebab karya berukuran besar biasanya akan dihargai tinggi sehingga menurunkan gairah peminat untuk memilikinya. Berkarya ukuran kecil dapat bermakna lebih dari itu baik secara gagasan hingga eksekusinya tergantung bagaimana masing-masing seniman mengolahnya.
Itu di wilayah seniman. Bagaimana dengan wilayah apresian? Tidakkah para penonton biasa, pencinta seni, pengamat dan kolektor yang telah lama dibombardir kehadiran karya-karya berukuran besar dan raksasa dari beragam pameran akhir-akhir ini akan dapat menikmati karya-karya berukuran kecil? Ketika mata dan segenap indera ini terbiasa mengonsumsi pameran yang menyuguhkan karya-karya mainstream, menikmati pameran yang berbeda dari kecenderungan yang terjadi merupakan ‘jeda’ dan  ruang bernafas agar dapat melihat alternatif lain yang  tetap berkualitas dan tidak kalah pesonanya. Secara pragmatis karya dalam ukuran kecil akan menawarkan kelebihan-kelebihannya tersendiri memasuk ruang dan gaya hidup para apresian yang majemuk.
Pameran karya berukuran kecil memang bukan hal baru. Sudah banyak pameran sejenis dengan mengusung bermacam judul menarik dilakukan oleh galeri/lembaga seni/komunitas/seniman secara personal. Frekuensinyapun cukup teratur dan tidak pernah menyurut. Namun bagi kami tetap saja menantang untuk ‘memberi  tugas’ para seniman terundang kali ini agar membuat karya berukuran maksimal 40 x 40 cm untuk karya 2 dimensi dan 40 x 40 x 40 cm untuk karya 3 dimensi . Penugasan  ini ingin melihat apa yang bisa dilakukan oleh para seniman dengan ‘kanvas-kanvas’nya dan bagaimana kemudian para apresian meresponsnya.  
Judul ‘Small Thing High Value’ merujuk pada kehadiran karya-karya yang secara fisik berukuran kecil tetapi mampu menunjukkan hasil usaha seniman yang melebihi ukuran fisiknya tersebut. Urusannya dengan kualitas, baik secara ide maupun tekniknya. Kita dapat melihat betapa para perupa yang tampil dalam pameran ini meninggalkan jejak-jejak usaha mereka untuk menaklukkan bidang yang terbatas tersebut. Sebagian perupa bukan masalah ketika membuat karya berukuran kecil karena ia terbiasa atau memang gemar berkarya demikian. Sebagian lain mengganggapnya sebagai kesempatan refreshing, berkarya tanpa beban. Sementara sebagian sisanya menerimanya sebagai tantangan yang harus ditaklukkan, sembari mereka-reka bagaimana berkarya bukan dalam ukuran kegemarannya. Barangkali mereka cukup bersusah payah menyelesaikan karyanya kali ini. Ternyata, dalam kondisi seni rupa saat ini berkarya ukuran kecil dan bagus itu cukup sulit. Tidak percaya? Buktinya beberapa perupa dalam pameran ini tetap menawar ukuran karya melebihi yang kami minta sehingga dengan terpaksa sedikit toleransi kami berikan.             
Value dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai: nilai, harga, kadar, arti. Dalam membuat karya seni rupa seperti lukisan atau drawing, value sendiri  adalah elemen dasar yang penting disamping 6 elemen pokok lainnya seperti garis, bidang, bentuk, ruang, tekstur dan  warna.  Value biasa diartikan sebagai tekanan gelap atau shades dan tekanan terang atau tints dari pigment warna. Ukurannya seberapa kualitas shades dan kualitas  tints dari pigmen warna yang diterapkan untuk memunculkan elemen-elemen rupa lainnya dalam sebuah lukisan atau drawing. Sebagai bandingan begitu pentingnya value, dalam ranah politik dunia, seorang semacam Saddam Husein adalah High Value Target (HVT) No. 1 bagi militer Amerika Serikat sebelum kejatuhannya. Berangkat dari pandangan ini, karya seni rupa berukuran kecil memang diharapkan tidak diperlakukan sepele atau digampangkan. Karya berukuran kecil sudah seharusnya tetap menjaga kualitas, jika perlu melebihi ukurannya.
Syahrizal Pahlevi
 

0 Comments



Leave a Reply.

    Author

    Write something about yourself. No need to be fancy, just an overview.

    Archives

    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    August 2021
    June 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018

    Categories

    All

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.