
Bermula dari perbincangan saat larut malam di studio seorang seniman senior yang mempunyai reputasi internasional maka bergulir ide untuk mengadakan pameran yang menampilkan karya-karya seni rupa berukuran kecil namun mempunyai nilai yang tinggi. Gagasan ini terlaksana saat berdiskusi dengan Syahrizal Pahlevi yang menjadi kurator pameran bersama Small Thing, High Value di Visma Gallery, Surabaya.
Karya Salvador Dali bertajuk The Persistence of Memory hanya berukuran 24 x 33 cm. Walaupun berukuran mini, namun lukisan surealis yang sering disebut juga sebagai Jam yang Meleleh ini merupakan kanon seni rupa yang sempat kami saksikan di MoMA (Museum of Modern Art), New York.
Yang dimaksud dengan value atau nilai yang tinggi itu adalah karya seni rupa yang mempunyai nilai intrinsik yang berkualitas yaitu bersandarkan pada nilai estetik, bukan sekedar harganya mahal. Kami bermimpi dari pameran ini ada yang menjadi kanon seni rupa Indonesia walaupun ukuran karyanya kecil.
Selamat menikmati karya-karya mini yang memiliki nilai intrinsik yang tinggi.
Salam Budaya,
Visma Gallery
Irawan Hadikusumo dan Teja P. Lesmana
………………..
KURATORIAL
‘SMALL THING HIGH VALUE’
Perkara berkarya ukuran kecil bukan sekedar perkara mengganti kuas yang lebar dengan kuas yang relatif kecil bagi pelukis atau memperkecil ukuran objek yang dilukis sehingga menjadi tampak kecil. Juga bukan sekedar mempersingkat proses dan waktu pengerjaan karena biasanya melukis ukuran besar makan waktu lama. Bukan pula perkara menghemat biaya material yang harus dikeluarkan dibanding jika membuat karya ukuran besar yang membutuhkan material banyak dan mungkin mahal. Juga bukanlah karena ingin memberi harga terjangkau kepada penggemar karya seni sebab karya berukuran besar biasanya akan dihargai tinggi sehingga menurunkan gairah peminat untuk memilikinya. Berkarya ukuran kecil dapat bermakna lebih dari itu baik secara gagasan hingga eksekusinya tergantung bagaimana masing-masing seniman mengolahnya.
Itu di wilayah seniman. Bagaimana dengan wilayah apresian? Tidakkah para penonton biasa, pencinta seni, pengamat dan kolektor yang telah lama dibombardir kehadiran karya-karya berukuran besar dan raksasa dari beragam pameran akhir-akhir ini akan dapat menikmati karya-karya berukuran kecil? Ketika mata dan segenap indera ini terbiasa mengonsumsi pameran yang menyuguhkan karya-karya mainstream, menikmati pameran yang berbeda dari kecenderungan yang terjadi merupakan ‘jeda’ dan ruang bernafas agar dapat melihat alternatif lain yang tetap berkualitas dan tidak kalah pesonanya. Secara pragmatis karya dalam ukuran kecil akan menawarkan kelebihan-kelebihannya tersendiri memasuk ruang dan gaya hidup para apresian yang majemuk.
Pameran karya berukuran kecil memang bukan hal baru. Sudah banyak pameran sejenis dengan mengusung bermacam judul menarik dilakukan oleh galeri/lembaga seni/komunitas/seniman secara personal. Frekuensinyapun cukup teratur dan tidak pernah menyurut. Namun bagi kami tetap saja menantang untuk ‘memberi tugas’ para seniman terundang kali ini agar membuat karya berukuran maksimal 40 x 40 cm untuk karya 2 dimensi dan 40 x 40 x 40 cm untuk karya 3 dimensi . Penugasan ini ingin melihat apa yang bisa dilakukan oleh para seniman dengan ‘kanvas-kanvas’nya dan bagaimana kemudian para apresian meresponsnya.
Judul ‘Small Thing High Value’ merujuk pada kehadiran karya-karya yang secara fisik berukuran kecil tetapi mampu menunjukkan hasil usaha seniman yang melebihi ukuran fisiknya tersebut. Urusannya dengan kualitas, baik secara ide maupun tekniknya. Kita dapat melihat betapa para perupa yang tampil dalam pameran ini meninggalkan jejak-jejak usaha mereka untuk menaklukkan bidang yang terbatas tersebut. Sebagian perupa bukan masalah ketika membuat karya berukuran kecil karena ia terbiasa atau memang gemar berkarya demikian. Sebagian lain mengganggapnya sebagai kesempatan refreshing, berkarya tanpa beban. Sementara sebagian sisanya menerimanya sebagai tantangan yang harus ditaklukkan, sembari mereka-reka bagaimana berkarya bukan dalam ukuran kegemarannya. Barangkali mereka cukup bersusah payah menyelesaikan karyanya kali ini. Ternyata, dalam kondisi seni rupa saat ini berkarya ukuran kecil dan bagus itu cukup sulit. Tidak percaya? Buktinya beberapa perupa dalam pameran ini tetap menawar ukuran karya melebihi yang kami minta sehingga dengan terpaksa sedikit toleransi kami berikan.
Value dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai: nilai, harga, kadar, arti. Dalam membuat karya seni rupa seperti lukisan atau drawing, value sendiri adalah elemen dasar yang penting disamping 6 elemen pokok lainnya seperti garis, bidang, bentuk, ruang, tekstur dan warna. Value biasa diartikan sebagai tekanan gelap atau shades dan tekanan terang atau tints dari pigment warna. Ukurannya seberapa kualitas shades dan kualitas tints dari pigmen warna yang diterapkan untuk memunculkan elemen-elemen rupa lainnya dalam sebuah lukisan atau drawing. Sebagai bandingan begitu pentingnya value, dalam ranah politik dunia, seorang semacam Saddam Husein adalah High Value Target (HVT) No. 1 bagi militer Amerika Serikat sebelum kejatuhannya. Berangkat dari pandangan ini, karya seni rupa berukuran kecil memang diharapkan tidak diperlakukan sepele atau digampangkan. Karya berukuran kecil sudah seharusnya tetap menjaga kualitas, jika perlu melebihi ukurannya.
Syahrizal Pahlevi