teras
  • MIRACLE PRINTS
    • News >
      • PLEASURE-PASSION >
        • Ariswan Adhitama
        • M. Muhlis Lugis
        • Reno Megy Setiawan
        • Syahrizal Pahlevi
      • Archives >
        • Mini Residency >
          • Online Application
      • Home >
        • MEMBER of Miracle Prints >
          • Support
        • Gallery >
          • Merchandise
        • TERAS Management
        • TERAS PRINT DEALER
        • About
        • Links
        • Contact
  • Studio
    • Facilities
    • Editioning
    • Classes
    • History and Technique Printmaking
    • Articles on Printmaking from Art in Print
  • Printmaker Syahrizal Pahlevi
  • JIMB
  • Blog

miracle blog

traveling exhibition 4th jimb

12/27/2021

0 Comments

 
Picture

0 Comments

miracle print weeks-rizal eka pramana

12/8/2021

0 Comments

 
Picture
12 - 22 Desember 2021
Mini Solo Exhibition RIZAL EKA PRAMANA
Pembukaan: Minggu, 12 Desember 2021, jam 14.00. Live streaminng ig @miracle.prints
Dibuka oleh: Agus Yulianto ( dosen prodi seni grafis ISI Yogyakarta)

Pengantar:
Putra Bandung kelahiran tahun 1982 ini baru saja memenangkan '1st Place Degree' dalam 6th Kazan International Print Biennale di Tatarstan, Kazan, Russia tahun 2021. Selain mendapat sejumlah uang, hadiah lain menantinya, yakni sebuah pameran tunggal karya-karyanya di bienal berikutnya tahun 2023. Selamat!

Rizal adalah pegrafis militan yang kaya pengalaman. Sempat kuliah di FSRD ITB lalu pindah ke ISI Yogyakarta dan menyelesaikan S1 program studi seni grafis tahun 2014.
Ia juga membuat drawing. Grafis dan drawing dikerjakannya bergantian. Melalui kedua media ini karya-karyanya mengalir dan kerap tampil mengisi di berbagai pemeran dan kompetisi tingkat nasional dan internasional.

Karya'karyanya memperlihatkan emosi yang kental dalam balutan surealisme dimana ia tertarik dengan figur dan persoalan waktu yang relatif. Dan tentu saja penguasaan teknik yang mendukung sehingga karya-karyanya nampak selalu memikat.

Rizal tergolong pegrafis penjelajah. Tekniknya mulai dari woodcut, linocut, drypoint, etching, collagraph, kitchen litho, monotype dan teknik campuran yang ia kembangkan sendiri.

Menariknya semua teknik tersebut di tangannya nampak sama kuat.
Ada satu pendapatnya yang menarik, "Pokoknya jadi". Maksudnya teknik seni grafis di tangannya bukanlah sesuatu yang harus dirumit-rumitkan karena yang terpenting bagaimana image yang dikehendaki tercetak atau tersampaikan.

Ia bisa bekerja dengan beragam teknik dan memakai bahan alternatif yang dapat ia cukupi/tersedia dihadapannya. Jika tidak ada tembaga/alumunium/mika ia akan mencoba mensubstitusinya dengan bahan lain yang konsekuensi hasil cetaknya telah ia perhitungkan.

Ini sikap menarik dan positif buat pegrafis (calon pegrafis) yang kebanyakan kesulitan berkarya ketika bahan yang ia idam-idamkan tidak tersedia sehingga mengganggu kelancaran berkaryanya. Rizal tidak demikian. Ia akan mencoba dan bereksperimen hingga menemukan solusinya.

Yang menggembirakan pula Rizal Eka adalah satu dari sedikit pegrafis kita yang aktif dan mampu berkompetisi di medan seni grafis internasional. Karyanya cukup sering tampil di acara seni grafis di berbagai negara dan meraih prestasi pula.
Selain mendapat hadiah pertama di bienal grafis Russia baru-baru ini, ia juga pernah mendapat hadiah utama di Bangkok Triennale Print & Drawing, Thailand 2019 lalu untuk karya drawingnya.

Semoga semangat dan prestasinya ini menular ke pegrafis-pegrafis kita lainnya.

Syahrizal Pahlevi/Miracle Prints


biography-dan-cv-rizal-english-main.docx
File Size: 31 kb
File Type: docx
Download File

0 Comments

miracle print weeks

11/26/2021

0 Comments

 
Picture
PASETAKY #2
Pasar Seni Cetak Yogyakarta
 
PASETAKY kali ini fokus pada penjualan karya-karya
seni grafis denga harga jual kurang dari 500 K.
 
Harga jual yang dibatasi tersebut diharapkan dapat
menarik minat pencinta seni kalangan profesional
seperti guru, dosen, dosen muda, kurator, karyawan
toko, notaris, pengacara, arsitek, polisi, jurnalis,
penerbit, penyair, pemusik dan sebagainya untuk
mengoleksi karya.
 
Seni grafis yang dicetak dalam beberapa edisi
sangat memungkinkan menekan harga jual secara
fleksibel sebagaimana ditunjukkan dalam acara
ini. Karena itu. mari manfaatkan kesempatan ini
sebaik-baiknya!
 
 
Peserta:
Windi Delta, Reno Megy Setiawan, Fakrie Syahrani ,
Aziz Mughni, Jajang R. Jajang R Kawentar , Shakira
Permata, Yoyok Ardoyo, Yovanka Al-Faruisn, Risky
BM, Zidan Zaky Mubarok, Sinta Carolina, TPS dll
 
www.pasetaky.weebly.com






Picture
Mini Solo Exhibition YASSIR MALIK
 
Pengantar:
Yassir Malik, pegrafis produktif dan aktif di sosmed
dengan postingan proses berkaryanya yang edukatif
dan menggemaskan ini bukan pemain baru dalam
seni grafis.
 
Ia alumni seni grafis ISI Yogyakarta angkatan tahun
1987 yang telah giat berkarya sejak mahasiswa, lalu
sempat tersendat karena kesibukan sebagai pengajar dan menjadi semakin giat selepas pensiun sebagai pengajar.
Setidaknya dapat dilihat dari eksekusi karyanya
dengan teknik cukil lino yang nyaris sempurna.
Bersih, rata dan teknik cukilan yang memikat.
 
Tema-temanya keseharian yang ada di depan
matanya: Simbol hati yang umum, cangki-cangkir
bekas minumnya, pot dan tanaman di teras
rumahnya dan bungkus nasi yang dikonsumsinya.
Semua itu objek sederhana memang namun
digarapnya dengan sepenuh hati dan rasa senang.
Ia menggarapnya berulang-ulang dalam berbagai
komposisi dan ukuran gambar.
 
Semua pencapaian demikian niscaya tidak mungkin
dicapai oleh seorang pegrafis dadakan, sekedar
hobby atau pegrafis iseng belaka atau pegrafis
dengan jam terbang pendek.
Karena dibutuhkan skill tinggi dan sikap bijak
seniman buat teknik yang sederhana sekalipun
(linocut kerap dianggap sebagai teknik seni grafis
yang sederhana dibanding teknik seni grafis lainnya
yang lebih rumit tahapan pengerjaannya) plus
kecintaan terhadap medianya.
 
Yang terakhir ini adalah hal yang sangat penting
buat seniman dalam berkarya, apapun media yang
dipilihnya.
Kecintaanlah yang akan menuntun seniman
mengembangkan atau menelantarkan saja media
yang tengah digarapnya dan beralih begitu saja ke
media lain yang dianggapnya lebih mudah dan lebih
menjanjikan.
 
Yassir Malik yang melepaskan pekerjaan sebagai
dosen di sebuah perguruan tinggi swasta ternama
di Jakarta untuk menjadi seniman penuh waktu
memiliki semua ciri-ciri diatas dan ia tentulah sadar
betul dengan pilihannya saat ini.
 
Semoga pameran kecil ini cukup memuaskan dahaga kita akan tampilnya pegrafis dan karyanya yang sangat bersungguh-sungguh.
Apakah yang lainnya berarti tidak bersungguh-sungguh?
Bukan begitu juga. Tapi mesti diakui cukup
langka.
 
Syahrizal Pahlevi/Miracle Prints
www.terasprintstudio.com
 
 
cv
Yassir Malik
Lahir di Surabaya, 14 Februari 1969
PENDIDIKAN
SD sampai SMA dihabiskan di Jakarta.
1987 - 1994
ISI Yogyakarta, Jurusan Seni Murni / Seni Grafis
1998 - 2000
deMonfort leicester UK, Master of Art
PEKERJAAN
1996 - 2018
pengajar/dosen tetap di Universitas Tarumanagara,
Jakarta
2018
PAMERAN dan AKTIFITAS SENI
1990 - 2021
karya terbaik seni grafis Dies Natalies ISI 1990
pameran bersama seni grafis kelompok ‘Lakon' di
karta pustaka Yogyakarta
pameran bersama ‘proGrafis’ di Yogyakarta
Pameran bersama di galeri seni Syah Alam Malaysia
pameran alumni STSRI-ASRI di Jakarta
Pameran bersama ‘Tjergam Taroeng’ di Galeri
Nasional Jakarta
Pameran bersama ‘dhalang’ di galeri cipta 2 TIM
Jakarta
Pameran tunggal Hibernated di rumah budayaTembi
Yogyakara
Pameran pekan seni grafis di Yogyakarta
Pameran mengenang mendiang JO di bentara budaya
Yogykarta
Pameran online Print Normal
Pameran 4th JIMB 2020/2021
Mini Solo Exhibition di Miracle Prints
Membentuk ‘grafis bengkel’ bersama Syahrizal Pahlevi
dan Hotland Tobing
membentuk ‘ProGrafis’ bersama Agung coklay, Samuel
Indratma dan Ade Darmawan
membuka aktifitas Art Camp di Universitas
Tarumanagara
aktif berkarya seni rupa; lukis, grafis cetak dan
photography
portofolio karya dapat lihat di instagram
facebook ; yassir malik
instagram ; yassir_malik69
 

Picture

Picture

0 Comments

pesanan

11/4/2021

0 Comments

 
Picture
Pra pameran 'Pesanan'
10 - 20 November 2021
 
Tempat:
Miracle Prints
Suryodiningratan MJ. II/853, Mantrijeron,
Yogyakarta 55141
 
Seniman:
Jajang R. Kawentar
Joko 'Gundul' Sulistiono
Syahrizal Pahlevi
Yaksa Agus
 
Pembukaan:
Selasa, 9 November 2021
Pukul 14.00
Live streaming ig @miracle.prints
Dibuka oleh Ugo Untoro
 
Sesuai tajuknya, ini adalah sebuah pra pameran
yang berjudul 'Pesanan'.
• Pameran 'Pesanan' sendiri baru akan
diselenggarakan pada tahun 2022 yad. Tanggal
dan bulan belum ditentukan, juga tempat
dimana pameran tersebut akan diselenggarakan
belum juga ada kejelasan.
• Latar belakang pameran ini adalah pameran
berdua Joko 'Gundul' Sulistiono dan Syahrizal
Pahlevi bertajuk 'SAPA' bulan Maret 2020 lalu
di Tembi Yogyakarta. Pameran yang bermaksud
'menyapa' publik seni rupa Yogya kala itu
secara kebetulan direspon positif oleh 2 orang
perupa-penulis yaitu Jajang R. Kawentar dan
Yaksa Agus. Mereka berdua secara khusus
menuliskan pandangan dan kesan terhadap
pameran tersebut di laman facebook milik mereka
masing-masing.
• Bulan Maret 2021 muncul gagasan kami berdua
(J'G'S dan SP) untuk membuat pameran reuni
'SAPA' namun kali ini mengajak peserta lain.
Pilihan tertuju pada 2 orang 'penanggap'
pameran tersebut yaitu JRK dan YA yang dengan
senang hati menerima untuk bergabung.
• Selanjutnya hasil diskusi berempat menelurkan
gagasan mengagendakan pameran bertajuk
'Pesanan' di tahun 2022.
• Masih dalam suasana pemantapan rencana
pameran 'Pesanan' di 2022, secara tidak sengaja
muncul pula ide membuat pameran sebelum
pameran tersebut atau lazimnya pra-pameran.
• Kebetulan ada slot kosong jadwal di Miracle
Prints bulan November ini sehingga pra pameran
'Pesanan' akhirnya dapat terselenggara.
• Pra pameran akan dibuka oleh perupa Ugo Untoro
yang secara kebetulan pula adalah pembuka
pameran 'SAPA' saat itu. Secara tidak langsung
pra pameran ini mengajak publik berkilas balik
peristiwa satu setengah tahun lampau yang
menjadi jejak sejarah peristiwa saat ini.
Syahrizal Pahlevi


Picture
Picture
Syahrizal Pahlevi
Picture
Yaksa Agus
Picture
Joko Sulistiono
Picture
Jajang Kawentar
0 Comments

beli bonusnya dapat karyanya

10/17/2021

0 Comments

 
Picture
MIRACLE ART’S  BAZAR & DONATION, BUY ONE GET ONE FREE,   
“BELI BONUSNYA DAPAT KARYANYA”
Lho, kok bisa?
Ya, bisa dong…
Hanya 3 hari, yaitu tanggal 29, 30 dan 31 Oktober 2021  Miracle Prints akan menggelar bazaar karya-karya perupa Yogyakarta dengan penawaran khusus: “Buy One Get One Free”.

Para pencinta seni akan dimanjakan karena seniman akan memberikan bonus untuk setiap karya yang ditawarkannya. Bonus tersebut mulai dari sketsa, drawing, karya print , lukisan dan patung mungil sampai ‘aksi-aksi tertentu’  yang dipersiapkan khusus oleh senimannya.

Jadi para pencinta seni yang membeli sebuah karya tertentu dalam even ini otomatis mendapatkan bonus sebuah karya tambahan dari seniman yang sama. Atau jika dibalik: Pencinta seni yang membeli sebuah ‘bonus karya’ otomatis akan mendapatkan sebuah karya….hehehe…
Kisaran harga karya mulai dari ratusan ribu hingga Rp. 5.000.000 saja. Terjangkau bukan?

Info tambahan: Sebagian euntungan yang didapat dari acara ini akan disumbangkan buat kebutuhan warga sekitar Miracle Prints berada, yakni warga kelurahan Suryodiningratan, Mantrijeron Yogyakarta yang terdampak pandemic Covid-19 yang berkepanjangan ini.

Ayo manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya dan dapatkan karya terbaik plus bonus dari seniman pilihan anda sekaligus ikut berdonasi untuk warga masyarakat yang membutuhkan.
.

***

Peserta:

Tina Wahyuningsih
Carolina Rika Winata
Meuz Prast
Joko Toying Widodo
Riduan
Arya Sukapura Putra
Heri Purwanto
Adhik Kristiantoro
Jon Paul Irwan
Edi Maesar
Yuswantoro Adi
Mahdi Abdullah
Salaudin
Aziz Nurtox
Alie Gopal
Reno Megy Setiawan
Faisal Hamidy
Wasis Subroto
Sumadi
Bonny Setiawan
Cahaya Novan
Sumbul Pranov
Nardi Jaya
Sito Pati
Deni Junaedi


Picture
0 Comments

kkn

10/17/2021

0 Comments

 
Picture

0 Comments

city landscape

8/25/2021

0 Comments

 
Picture


Berani Mimpi Tiang Senja
Seniman yang lahir dari keluarga seniman memiliki kesempatan tersendiri yang tidak dimiliki oleh mereka yang lahir dari bukan keluarga serupa.
Secara tidak langsung, disadari atau tidak,  praktek berkesenian, pewacanaan, proses berkarya dan kelanjutan-kalanjutannya adalah makanan rutin mereka sehari-hari.
Beruntunglah Tiang Senja memiliki orang tua merangkap mentor yang baik.

Ayahnya Edo Pop dikenal sebagai perupa yang kuat dan pekerja serius. Pun ibundanya yang  terus  memompakan semangat berkesenian yang ada dalam dirinya kepada anak dan keluarganya selama ini. Pun adiknya yang mengikuti jejaknya dan mungkin menular ke adik-adiknya yang lain. Siapa tahu?

Namun kesempatan tersebut (bekal bawaan, atmosfir keluarga, fasilitas berkarya dan suasana berkesenian yang mendukung) tidak akan ada artinya jika tidak ada mimpi yang dipelihara. Tiang Senja menyadari itu sesungguh-sungguhnya.  

Seniman adalah sang pemelihara mimpi sejati. Tidak peduli seberapa besar dan beratnya mimpi itu diraih, terus saja mimpinya ia pelihara. Setelah tercapaipun kemudian ia lanjutkan dengan mimpi-mimpinya yang lain. Begitu seterusnya. Tak selesai-selesainya.

Berkarya adalah proses memelihara mimpi itu. Mustahil sebuah karya dapat diteruskan jika sang kreator tidak sanggup memelihara mimpinya. Jika bukan gagal, pastilah karyanya akan macet di tengah jalan. Lalu setelah karyanya selesai ia akan melanjutkan dengan mimpi yang lain.

Berpameran adalah kelanjutan dari mimpinya. Seniman ingin karyanya diapresiasi, apapun wujudnya dan seberapapun tingkatannya. Ini hanya proses kecil. Namun proses kecil ini sangatlah penting. Proses inilah yang akan menentukan langkah-langkah ia selanjutnya, apakah ia akan terus memelihara mimpinya ataukah cukup selesai sampai disini saja.

Selamat kepada Tiang Senja atas pameran tunggalnya  yang ‘berani’ ini. Berani dalam pengaplikasian warna, penempatan tekstur, intensitas sapuan dan kedalaman  rasa. Untuk itulah kita disini, berharap pada (calon) seniman ini. Semoga ia terus memelihara mimpinya, dengan karya-karya yang semakin ‘memberani’.
 
Mantrijeron, 25 Agustus 2021,
Syahrizal Pahlevi/Miracle Prints

*****

HASRAT PERKOTAAN

“Kamu Bergaya Maka Kamu Ada!” - Idi Subandy Ibrahim
Misalnya saya membuka pembicaraan ini di beberapa waktu lalu, sebelum masa digital yang membahana, yang walaupun sudah dibicarakan oleh oleh Yasraf Amir Piliang sebagai dunia yang berlipat-lipat, tentu lebih menggelitik untuk diungkapkan. Kenapa? Apakah dunia perkotaan ini sesungguhnya tidak menarik dibicarakan di ranah digital? Tentu, keduanya memiliki perbedaan yang setiap pembicaraannya selalu menarik untuk diceritakan kembali sebagai dinamika sosial di perkotaan.

Lantas di mana saya mulai membicarakan kehidupan perkotaan ini? Di ranah yang serba-serbi perkotaan, salah satu hal menarik adalah soal gaya hidup dan polesannya, termasuk makeup. Iya, kehidupan perkotaan sangat identik dengan hal-hal yang berkamuflase dan bersembunyi dengan polesan-polesan untuk menutupi atau memberikan hiasan untuk terkesan lebih cantik, misalnya. Di  kesempatan lain, kesepakatan cantik dan proses kreatif makeup merupakan salah satu ujung dari persoalan yang dibicarakan sebagai dampak munculnya pemikiran kosmopolitanisme di daerah perkotaan. Cantik, glamor, maskulin, gagah, modiste, dapat dipahami sebagai keinginan setiap personal, yang tidak saja di kota, sehingga menjadi kebutuhan sosial, sebagai pengakuan atas dasar kecantikan merupakan salah satu bagian dari empat kebutuhan dasar, yaitu:  kebutuhan yang berorientasi terhadap lingkungan dan sejenisnya.

Melalui situasi tertentu, gaya hedonisme ini dapat mendesak dan muncul akibat tekanan pergaulan dari lingkungan sekitar, jika seseorang hidup dalam lingkungan dengan gaya hidup tinggi, dapat pula mempengaruhi jiwa-jiwa lainnya. Pilihan-pilihan bertindak seseorang, termasuk menyangkut hedonisme, dapat juga disebabkan lemahnya kadar kerohanian atau tidak dapat memilah persoalan gaya hidup secukupnya, dengan kebutuhan untuk bermewah-mewah. Tetapi, apa iya orang-orang yang senantiasa hidup glamor bermewah-mewahan, masih memikirkan soal kerohanian?

Saking inginnya menjadi bagian perkotaan yang serba hedonis, jadilah mendorong muncul sikap-sikap yang memberikan pertumbuhan ruang-ruang hedonism. Perilaku yang selalu ingin mencari kesenangan dan memuaskan hasrat tanpa henti dan berujung. Menurut Magnis-Suseno, perilaku hedonisme dilakukan bagi sekelompok orang merupakan ciri-ciri mendasar sebagai pertalian penting untuk mencapai dan memuaskan hasrat-hasrat perseorangan, untuk hadir pada level kehidupan sosial. Hedonisme ini berupa pandangan hidup yang menganggap, bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Untuk menghindarkan apa yang dikategorikan sebagai perasaan yang menyakitkan, akhirnya selalu memenuhi hasrat-hasrat personal yang mengemuka tanpa henti.

Hasrat untuk terlihat cantik, bergaul, modiste, bahkan terkesan ikut arus gaya hidup sosial tertentu, memberikan stigma yang luar biasa dalam pergaulan sosial perkotaan. Hasrat untuk terlihat cantik dengan berbagai cara dapat dikategorikan gaya hidup hedonis, pun demikian dengan belanja-belanja yang menjadi bagian dari pemenuhan keinginan untuk eksis atau menjadi bagian dari tren. Pencapaian kesenangan dan kenikmatan yang menjadi tujuan hidup bagi sekelompok masyarakat, menampilkan kemewahan dengan belanja secara berlebihan, secara nyata membuktikan kekuasaan kapitalisme dalam memenuhi hasrat-hasrat setiap kepala manusia. Memang, kenikmatan ini tidak selalu harus dengan bermewah-mewah, tetapi nilai-nilai mendasar sosial kemanusiaan kemudian diabaikan untuk tujuan hidup yang sebenarnya. Inilah oleh Emmanuel Subangun disebut sebagai sebuah ilusi, yang memberi kebahagiaan semu.

Sangat menarik, ketika mengamati kecenderungan pilihan gaya hidup masyarakat sosial perkotaan sebagai upaya untuk mengeksiskan keberadaan diri pada level masyarakat sosial tertentu. Terjadinya degradasi pada kehidupan sosial masyarakat dapat disebabkan beberapa alasan, misal: kebutuhan promosi, pencarian jati diri, perkara status sosial, atau semakin mendalam merujuk pada apa yang disebut mendominankan pikiran dan gaya bertindak pada kelompok masyarakat lain. Kebutuhan diri pada ranah sosial terjadi dan didukung oleh kesepakatan dan negosiasi gaya berpikir yang merupakan akumulasi, tentunya berujung pada seberapa kuat modal yang digunakan untuk menaikkan citra dan eksistensi itu sendiri.

Saya kemudian melihat, setelah adanya setiap individu yang bereksistensi tersebut, menyemarakkan ruang-ruang perbelanjaan, mall, pasar, butik, dan bahkan pasar online. Iya, di tengah segala macam keterbatasan oleh situasi pandemic saat ini, tidak memudarkan orang-orang untuk berekesistensi. Tidak juga mengurangi hasrat-hasrat untuk berbelanja. Belanja dan ruangnya diciptakan dengan sempurna melalui pasar online. Segala macam tawaran dan rayuan dibuat semanis mungkin, untuk memikat orang tetap berbelanja. Kelengkapan dengan beraneka ragam pilihan dihadirkan sebagai upaya menyemaikan kecintaan pada aktivitas belanja, bukan saja untuk menyenangkan konsumen, tetapi semakin memberikan kesempatan secara luas bagi penggemar gaya hidup dan perancang trending untuk berkreasi menciptakan gaya-gaya baru.

Kadang saya jadi ingat di situasi lainnya lagi. Pada saat memikirkan belanja, tentu ingat dengan merk. Ingat merk dagang, jadi ingat bagaimana merk ini sesungguhnya menjadi sebuah citra yang luar biasa. Merk adalah identitas. Kenapa begitu? Karena persoalan merk sebagian besar mengacu pada landasan pikir consumerism, merk masuk pada ranah penanda-penanda gengsi. Diferensiasi, seperti yang dibicarakan oleh Piliang, terjadi proses pembangunan identitas berdasarkan perbedaan produk, gaya, dan gaya hidup.  Merk dengan segala makna di dalamnya, seperti memberikan memberikan rasa aman, nyaman, bahagia, serta kebanggaan bagi para penggunanya, karena dianggap telah memenuhi kebutuhan dan rasa percaya terhadap kualitas suatu jenis produk yang digunakan. Merk adalah hal-hal yang mengacu tidak saja pada persoalan kualitas dan rasa percaya, tetapi juga pada masalah gengsi-gengsi. Inilah diferensiasi, usaha-usaha untuk membedakan jenis produk yang digunakan, sekaligus upaya pembentukan identitas bagi sekelompok konsumen, yang pada akhirnya menjadi alat penanda bagi konsumen lainnya.

Belanja, untuk sebagian orang menjadi obat mujarab dan menjadi hiburan dalam menghabiskan waktu dalam hari-hari tertentu. Label, trademark, atau pun tagline produk-produk yang menjadi tanda bagi pemenuhan hasrat-hasrat, adalah contoh obat mujarab ampuh bagi pemenuhan ruang eksistensi personal. Diciptakan penanda-penanda pada produk, sekaligus juga merupakan pengelompokkan ruang-ruang sosial masyarakat. Apa yang menjadi label dan trademark produk merupakan usaha mengkondisikan manusia-manusia pecinta gaya secara sadar mengelompok untuk beradaptasi sesuai dengan label dan trademark. Para konsumen ini, bolehlah disebut sebagai robot-robot yang pintar bergaya, dan tentunya memiliki modal cukup untuk menjawab kebutuhan-kebutuhannya sebagai upaya untuk eksis. Kesadaran konsumen ini dibentuk secara perlahan, menanamkan hasrat dengan konsisten, alat dan prasarana diciptakan untuk memaksimalkan pembentukan kebutuhan untuk hidup bergaya, sehingga tayangan iklan pada televisi atau media lain, menjadi kitab atau ensiklopedi yang wajib di tonton atau di baca untuk dijadikan sebagai pedoman panduan.

Hasrat perayaan konsumen merambah pada hampir setiap level kehidupan sosial dan budaya masyarakat perkotaan, bahkan lebih luas lagi. Perayaan pendidikan, ritual keagamaan, upacara perkawinan, perayaan kelahiran, bahkan kematian pun dirayakan secara sadar oleh masyarakat. Boleh jadi hasrat ini terkamuflase dalam sebuah kebiasaan, tetapi lebih jauh lagi, sesungguhnya karena hasrat ini pulalah, setiap kebiasaan tersebut tetap dilakukan. Representasi pakaian adalah penanda paling sederhana dalam bentuk perayaan ini. Dikenalnya istilah dress code, menjadi pengikat masyarakat untuk berpakaian dalam rangka ikut bagian dalam perayaan. Perayaan perkawinan dan pendidikan, atau pesta-pesta lain, tentunya memiliki aturan-aturan yang mengikat masyarakat untuk berpakaian dengan gaya-gaya terbatas. Label acara secara langsung membatasi dan mengikat pesertanya untuk berpakaian secara “seragam”, sehingga festival konsumsi ini merupakan festival belanja, dan sekaligus upaya untuk menyeragamkan manusia-manusianya dalam balutan pakaian ataupun, bahkan pemikirannya.

Bagaimanapun, berbelanja merupakan upaya untuk membangun imaji dan tidak akan pernah selesai. Hasrat selalu beriringan dengan hadirnya gaya yang baru. Tidak melulu menyebut ribuan jenis gaya pakaian, tetapi menyinggung pula gaya-gaya baru yang diciptakan oleh industri kecantikan, industri perawatan tubuh, industri otomotif, industri gadget, dan berjenis-jenis industri lain, dengan modal kapital yang kuat. Jika hasrat merupakan muara persoalan dari pencitraan, maka perlu dikendalikan secara ketat, bahkan sedapat mungkin dipenjarakan sedalam-dalamnya. Dengan demikian manusia tidak akan terikat dalam ruang epilepsi. Seperti dikutip oleh Piliang, Virilio menyebut sebagai ruang yang disarati oleh kejutan dan frekuensi yang variasinya tidak terduga, tidak sekedar tekanan dan represi, tetapi dengan interupsi, muncul dan menghilangkan dunia yang nyata. Disebut oleh Piliang sebagai hilangnya kesadaran manusia. Kesadaran, bahwa gaya hidup, termasuk hal pakaian dan kecantikan, tidak akan pernah berhenti diproduksi, sebagai jawaban atas kehadiran hasrat-hasrat pada manusia itu sendiri.
 
Semarang, 16 Juli 2021.
 
Deni Setiawan.

****

Berbicara Karya Tiang Senja , tidak jarang  karya-karya mengabstraksi tentang persoalan dunia keseharian kehidupan manusia dan produk  budaya urban yang beragam.
Baik terkait kehidupan ikhwal tingkah laku orang- orang dan bermacam citra benda dari berbagai lintas klas sosial, ia hadirkan sebagai subjek pemikiran dalam mencipta karya. Sepintas tema dan gagasan karya-karyanya seperti upayah ia mengungkapkan indeks dari empati pengalaman subyektif pada kemanusiaan yang teralienasi pada budaya urban. Mengurai kembali pengalaman persepsi pada jejak- jejak dinamika kehidupan manusia  di alam, sosial, politik maupun budaya dalam kehidupan masyarakat urban yang bersifat paradok, kontradiktif dan manipulatif. Lukisan-lukisan Tiang senja memiliki ukuran dan kualitas artistik dengan tingkatan variasi yang beragam. Selain visual yang tampil merupakan  struktur ulang dari  emosi dan taste estetis yang mempunyai rasa terhadap warna, garis, bidang, tekstur khas dan unik. Penampakan visual sebagai bentuk pelepasan dari segala sesuatu pengalaman empirisnya  yang ia ciptakan dan fantasikan yang diterapkan terhadap tema lukisannya.
Bentuk Kebanyakan ditampilkan samar, muram dan  tumpang tindih, terkesan seperti visual dinding-dinding kota yang dingin dan kusam. Kabel listrik memanjang membentuk garis horisontal yang semraut. Garis vertikal yang silang menyilang kaku pada jendela kaca bangun menjulang tinggi.  Permukaan gedung mewah yang cerah dengan tekstur dan goresan permukaan putih mulus namun terasa hampa dan kosong diantara warna kelam dan disharmonis. Bentuk dan warna hitam yang diisi torehan-torehan ritmis tidak lurus namun padat yang membawa imajinasi sampai batasnya. Sehingga citra  visual yang menjadi pusat perhatian sangat menonjolkan dimensi simbolik yang menyiratkan analogi pada  konteks realitas sosial tertentu beserta  problematika kehidupan kemanusiaan. Inilah yang menjadi daya tarik dan kekuatan  ekspresi personalitas dari seorang anak muda menggambarkan garis pinggir bayangan kemanusiaan pada pemandangan kota sebagai obyek estetik. Menempatkan emosi dari keinginan, ketakutan dan kegelisahan dalam kerangka kerja konseptual atas gagasan tentang bentuk dan batas estetika. Kreativitasnya terpancar dari keberanian ia mencoba mengusung tema-tema sosial dalam mengolah bahasa rupa yang bersifat formalistik sebagai perspektif pengalaman dalam penciptaan  dari batas pemahaman dalam kerja kreatif layak ditunggu perkembangnya. Selebihnya proses waktu ruang dan tempat yang akan selalu menguji capaiannya.
Silahkan hadir dan selamat mengapresiasi.
 
By: Setara Art Studio Yogyakarta-Indonesia

Karya-karya dapat dilihat disini
https://drive.google.com/drive/u/0/folders/19cFirn0oL71fSG2WqcQ15o1_hxdDxnKO?fbclid=IwAR1x1CZiAQENrcYScspyXuvh8XD4NezMYHlzgAy0psU8RxX_Kg44JVbQa7E

 


0 Comments

duo special

8/3/2021

0 Comments

 
Picture
Pengantar
Bulan Agustus, bulan keramat bagi bangsa Indonesia ini, Miracle Prints menggelar pameran 'Duo Spesial' perupa Yogyakarta.
Dikatakan spesial karena dua perupa ini relatif 'roh'nya Yogya dari sekian banyak 'roh-roh' yang mengisi seni rupa di Yogyakarta.

Mereka tak putus-putusnya berkreasi dan berkarya walaupun hingar bingar dan gegap gempita seni rupa saat ini cenderung memihak pada para 'youngest artist', yang 'seger-seger' kata galeris.

Alex Lurhfi R yang kesehariannya masih sebagai staf pengajar di ISI Yogyakarta dan Anugerah Eko T yang pengusaha mandiri batik celup dengan brandnya sendiri tetap menyempatkan diri membuat karya-karya seni rupa personal untuk memuaskan ekspresi mereka.
Duo yang kebetulan satu almamater di seni lukis saat kuliah di STRI ASRI Yogyakarya (Alex angkatan 79 dan Eko angkatan 80) sejak zaman kuliah memiliki kecenderungan ekspresi yang berbeda.

Alex Luthfi dengan bentangan karya yang luas mulai dari fotografi, lukisan, video, instalasi hingga baru-baru ini mencoba bereksperimen dengan cetak grafis konsisten dengan kritik-kritik sosial yang terkadang satir. Tak lelah-lelahnya ia mengomentari tingkah laku pejabat yang menurutnya tidak amanah menjalankan perannya sebagai abdi negara.

Sementara Anugerah Eko yang berbau 'ekspresionistik German' setia dengan ungkapan personal memainkan unsur seni rupa garis dan warna yang dinamis. Terkadang bentuk-bentuknya liar dan menyentak keras terkadang menjadi lembut dan rapih.

Selamat berpameran bapak-bapak kreatif....jangan mau kalah dengan yang muda-muda. Suguhi kami dengan karya-karya kalian yang seger-seger...hehe...

Syahrizal Pahlevi/Miracle Prints

catalog_update_duospecial-compressed.pdf
File Size: 4595 kb
File Type: pdf
Download File

0 Comments

4th JIMB 20/21

8/3/2021

0 Comments

 
Picture

Picture
0 Comments

kulu-kilir

6/19/2021

0 Comments

 
Picture

Picture
0 Comments
<<Previous
Forward>>

    Author

    Write something about yourself. No need to be fancy, just an overview.

    Archives

    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    August 2021
    June 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018

    Categories

    All

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.